Saya masih di tengah kemacetan pagi ketika teman saya, Kariadi, menghubungi saya lewat telepon. Ternyata dia mengajak saya untuk jalan ke Telaga Bidadari pagi itu juga. Sebelumnya, ketika kami pergi ke Telaga Bidadari tahun lalu, dia tidak ikut karena malas katanya. Tapi ujung-ujungnya penasaran juga dan tidak pernah kesampaian karena dia susah bangun pagi wkwk.
So, that’s it! Kami pun berangkat. Saya pun mampir ke kantor untuk mengambil beberapa barang. Beruntung, perlengkapan lenong masih terisi baterai, jadi bisa sekalian didokumentasikan.
Pukul 08.30 kami sudah bertemu di pinggir jalan menuju ke Kampung Aceh. Motor pun kami titipkan di warung yang sama seperti perjalanan saya sebelumnya yang terletak tepat sebelum pintu masuk kawasan ATB (Adhy Tirta Batam). Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Nah ternyata, ada yang berubah disini. Ternyata sekarang untuk masuk ke Telaga Bidadari sudah dikenakan biaya, yaitu 10 ribu per orang. Dan biaya tersebut sudah dipungut ketika masuk ke gerbang kedua. Tepatnya di pos jaga yang dihiasi ucapan selamat datang ke wisata Telaga Bidadari.
Sepertinya dikelola oleh warga sekitar. Kalau sebelumnya mereka juga memungut biaya kebersihan, tapi mereka standby di telaga. Dan ternyata biaya tersebut juga sudah dengan penitipan sepeda motor. Jadi rugi deh, jalan kaki dari ujung Kampung Aceh!
Pro Tip #1
Bagi yang membawa motor, lanjut saja terus sampai simpang kantor ATB, titipkan motor disana. Jadi menghemat waktu, biaya, dan TENAGA!
Dari pos jaga, jalan sekitar 200 meter, sudah bertemu pintu masuk. Sekarang sudah dilengkapi dengan petunjuk jalan yang merujuk ke pagar kawat yang sudah dilubangi. Dari sinilah perjalanan betul-betul dimulai.
Tidak banyak orang yang kami temui hari itu. Hanya beberapa pemancing dan 3 pasang anak muda yang sudah sampai duluan dan hendak kembali ke kota.
“Nggak ada airnya bang, surut banget, tak ada apa-apa!”, kata mereka ketika berpapasan dengan kami.
Kami pun mengucapkan terima kasih sambil berlalu. Tujuannya biar Kariadi tidak penasaran aja, jadi bodo amat mau ada airnya atau tidak haha. Lagipun hari itu saya sedang bosan banget.
Sepanjang perjalanan memang hampir kering kerontang. Beda dengan dulu ketika musim hujan, setiap jembatan yang dilalui, airnya penuh. Bahkan di jembatan terakhir diharuskan untuk menyeberang dalam sungai karena jembatan kayunya tenggelam. Sekarang? Tanpa lewat jembatan pun jadi.
Pro Tip #2
Kalau tidak sedang benar-benar penasaran, atau tujuannya untuk pemandangan yang maksimal, jangan datang waktu musim kemarau. Dijamin KECEWA!
Kenapa dijamin kecewa? Lihat gambar dibawah ini.
Nah, sudah jelas kan? Hahaha. Jadi, cerita selanjutnya sudah ada di video diatas, yang merupakan rangkuman perjalanan kami minggu lalu.
Kalau kamu nyari tempat instagrammable yang bagus, telusuri saja sungai ke arah hulu. Disana bakal kamu temuin beberapa spot menarik untuk berfoto. Berhubung sinyal tidak dapat dan waktu sudah menunjukkan pukul12 siang, kami tidak mampir keatas.
Pro Tip #3
Jangan lupa bawa barang-barang penting, seperti dibawah ini:
- Air minum secukupnya
- Snack, karena nggak ada yang jualan, ntar laper
- Kantong plastik, untuk tempat buang bungkus snackmu
- P3K, untuk jaga-jaga aja
- Catat nomor telepon penting, minta nomor telepon yang jaga di pos jaga
Selain itu, usahakan jangan sendiri dan kalau ada yang bawa hp, usahakan Telkomsel. Cuma Telkomsel yang ada sinyal disana. Next, jangan lupa pamitan!
waduh, kenapa gak ajak sih,
eh udah di ajak sih
akan tetapi pas hari kerja
walau week end, aku lihat perawatan kulit dulu ya
takut nya nanti panas gitu
kan repot gitu lho, kalau harus pakai sun light
efek stok sun block nya sudah habis sih, hehehehe
Wah, lucu juga ya harapan dan kenyataan terkadang jauh banget tapi tetap enjoy itu wajib, bener kan
Udah lama nggak ke sini. Padahal dulu mah setahun sekali kadang setahun dua kali.
Wah, rajin absen dulu ya teh
Spotnya lumayan bgs pdhl, kalau tdk kering gini 😊
Bagus memang bang kalau tidak musim kemarau. Ini untuk menuntaskan penasaran kawan saya je..
Kenapa hilang airnya mas Akut? wkwkwk oh iya musim kemarau.
Sudah lama ga kesini lagi. Beruntung dulu pas ke sini airnya deras. Dulu ada sik yg jualan di atas. Jual pop mie, teh manis ama kopi.
kalau ada yang jualan gitu damai rasanya. KENYANG wkwk
Wkwkwkwk… kering gt telaganya ya.. hehe… tapi sy baru tau ada tempat begini di batam. Duh..
Kaka mainnya kejauhan sampai Russia sih…
Yang dekat-dekat malah terlewat wkwk
Wah, kalo musim kemarau, bidadari nya kabur, yang tinggal Om Kariadi aja
nah ini nggak tau deh sebutannya apa ko.. wkwk